London adalah ibu kota Inggris dan Britania Raya, merupakan wilayah metropolitan terbesar di
Britania Raya dan juga zona perkotaan terbesar di Uni Eropa menurut luas wilayah. Berlokasi di sepanjang Sungai Thames, London telah menjadi
permukiman utama selama dua milenium
sejak didirikan oleh Romawi pada abad ke-1 dengan nama Londinium. Inti dari London kuno, yaitu City of
London, sebagian besar masih tetap mempertahankan
batas-batas abad pertengahannya. Sejak
abad ke-19, nama London juga digunakan untuk menyebut kota metropolitan yang
berkembang di sekitar inti ini. Konurbasi dari wilayah-wilayah urban ini pada akhirnya membentuk Region London dan wilayah administratif London Raya. Wilayah ini diatur dan dibawahi oleh wali kota
London dan Majelis
London yang dipilih melalui pemilihan umum.
London adalah kota global terkemuka yang unggul dalam bidang seni, bisnis, pendidikan, hiburan,
mode, keuangan, kesehatan, media, layanan profesional, penelitian dan
pengembangan, pariwisata, serta transportasi. London, bersama dengan
New York City, merupakan pusat
keuangan terkemuka di dunia, dan menjadi kota dengan PDB terbesar kelima di dunia, atau yang tertinggi di Eropa.[14] Kota ini dikatakan sebagai pusat kebudayaan dunia. London juga menjadi
kota yang paling sering dikunjungi, dan tercatat sebagai kota dengan bandar udara tersibuk di dunia berdasarkan lalu lintas penumpang internasional. 43 universitas di London
membentuk konsentrasi pendidikan tinggi terbesar di Eropa. Pada tahun 2012, London menjadi kota pertama yang telah menjadi tuan rumah penyelenggara Olimpiade Musim Panas modern
sebanyak tiga kali.
London terdiri dari beragam masyarakat dan budaya
dengan lebih dari 300 bahasa dituturkan oleh berbagai etnis. Pada bulan Maret
2011, London tercatat berpenduduk sebanyak 8.174.100 jiwa, atau sekitar 12,5%
dari populasi Britania Raya secara keseluruhan. Hal ini menjadikan London
sebagai kota terbesar
di Uni Eropa menurut jumlah populasi. Kawasan
perkotaan London Raya juga menjadi kawasan urban terbesar kedua (setelah Paris) di Uni Eropa dengan jumlah penduduk 8.278.251 jiwa, sedangkan kawasan metropolitan London adalah yang terbesar di Uni Eropa dengan populasinya yang
diperkirakan mencapai 12 hingga 14 juta jiwa. Sebelumnya, London juga pernah
menjadi kota dengan populasi terbesar di dunia pada periode 1831-1925.
London memiliki empat Situs Warisan Dunia, yaitu: Menara London; Kebun Botani Kew; komplek situs
bersejarah yang terdiri dari Istana Westminster, Westminster
Abbey dan Gereja St. Margaret; serta permukiman bersejarah Greenwich (tempat Observatorium Kerajaan menandai meridian
utama, yaitu 0° garis bujur, dan GMT). Markah tanah terkenal London yang lainnya di antaranya Istana
Buckingham, Mata London, Katedral Santo Paulus, Piccadilly
Circus, Jembatan
Menara, Stadion
Wembley, Jembatan
London, dan Trafalgar
Square. London juga merupakan lokasi dari berbagai museum,
galeri, perpustakaan, acara olahraga, dan institusi kebudayaan lainnya,
termasuk British Museum, Museum Maritim Nasional, Perpustakaan Britania, Galeri Nasional, Tate Modern, Wimbledon, dan 40 Teater West
End. London Underground merupakan
jaringan kereta api bawah tanah tertua di dunia, serta yang terluas kedua setelah
Shanghai Metro.
Sejarah
Etimologi
Asal-usul nama London belum bisa dipastikan. Nama itu
merupakan sebuah nama yang kuno sekali dan bisa ditemui dalam sumber-sumber
yang berasal dari awal abad ke-2. Nama London tercatat sekitar tahun 121 M
sebagai Londinium yang diberi oleh penguasa Britania
Romawi. Penjelasan paling awal tentang asal-usul London,
meskipun saat ini penjelasan ini diabaikan, dikemukakan oleh Geoffrey dari Monmouth dalam Historia
Regum Britanniae. dijelaskan bahwa nama London dicetuskan oleh Raja Lud yang konon menaklukkan kota ini lalu menamainya Kaerlud.
Nama London
kemungkinan berasal dari Sungai Thames
Sejak tahun 1899, secara umum dipercaya bahwa nama
London berasal dari bahasa Kelt yang bermakna tempat milik orang bernama *Londinos. Namun, penjelasan ini pada
akhirnya juga ditolak. Pada tahun 1998, Richard
Coates mengemukakan teorinya bahwa nama London berasal dari
sebuah kata dalam bahasa Eropa Lama pra-Kelt yaitu *(p)lowonida yang berarti 'sungai yang terlalu luas untuk
diarungi'. Coates berpendapat bahwa nama ini ditujukan untuk menyebut Sungai Thames yang mengalir melintasi London. Dari kata ini, permukiman ini mendapat
nama dari bahasa Kelt, yaitu *Lowonidonjon.
Kesulitan utama terletak pada merekonsiliasikan bentuk Latin dari Londinium dengan
bentuk modern Llundain dari
bahasa Wales. Diperkirakan bahwa nama Wales ini dipinjam kembali dalam bahasa
Inggris di kemudian hari, dan dengan demikian tidak dapat digunakan sebagai
dasar untuk merekonstruksi nama asli.
Hingga tahun 1889, nama "London" hanya
ditujukan untuk menyebut City of
London, namun semenjak itu pula nama ini turut digunakan
untuk menyebut County of London dan saat ini
dipergunakan untuk menyebut London Raya secara keseluruhan.
Zaman prasejarah
Meskipun terdapat bukti mengenai permukiman Suku Briton yang tersebar di kawasan London, namun permukiman utama yang paling awal
sudah didirikan oleh bangsa Romawi pada tahun 43 M. Permukiman ini hanya bertahan selama
17 tahun. Pada tahun 61, Suku Iceni yang dipimpin oleh Ratu Boudica menyerbu dan membumihanguskan kota itu. Setelah itu, London dibangun
kembali dari awal dengan perancangan yang matang dan pada akhirnya berkembang
menggantikan Colchester sebagai ibu kota Provinsi
Romawi untuk wilayah Britannia pada tahun 100. Puncaknya, pada abad ke-2, London Romawi ini didiami oleh
sekitar 60.000 jiwa. Menjelang abad ke-7, kaum Anglo-Saxon mendirikan sebuah permukiman baru bernama Lundenwic yang terletak
kira-kira satu mil (2 km) dari kota Romawi yang lama, di sekitar kawasan yang
kini bernama Covent Garden.
Ada kemungkinan bahwa pernah dibangun sebuah pelabuhan
perikanan dan perdagangan di muara Sungai Fleet. Kegiatan perdagangan di tempat ini berkembang hingga kota ini diduduki
oleh bangsa Viking dan para penduduk dipaksa untuk berpindah ke arah timur, kembali ke lokasi
Londinium Romawi supaya bisa memanfaatkan tembok-temboknya sebagai perlindungan. Ancaman Viking terus meningkat, sampai pada tahun
886 Alfred yang Agung merebut
kembali London dan berdamai dengan pemimpin Denmark bernama Guthrum.
Selanjutnya, kota Saxon asli di Lundenwic berganti nama menjadi Ealdwic ("kota lama"); nama
ini tetap digunakan hingga saat ini sebagai Aldwych, yang terletak di City of Westminster.
Dua penemuan terbaru menunjukkan bahwa keberadaan
London mungkin jauh lebih tua daripada yang diperkirakan sebelumnya. Pada tahun
1999, sisa-sisa jembatan dari Zaman
Perunggu ditemukan di pesisir utara Jembatan
Vauxhall. Tidak diketahui apakah jembatan ini membentang
melintasi Sungai Thames atau menuju ke sebuah pulau (yang hilang) di tengah
sungai itu. Hasil dendrologi menunjukkan bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat jembatan tersebut berasal dari tahun 1500 SM.
Pada 2010, sebuah struktur kayu besar yang
diperkirakan berasal dari tahun 4500 SM ditemukan di pesisir bawah Thames, di
sebelah selatan Jembatan Vauxhall. Fungsi dari struktur Zaman
Mesolitikum ini tidak diketahui, tetapi ukurannya paling tidak
sekitar 50m x 10m, dan terdapat tiang-tiang setinggi 30 cm yang akan kelihatan
ketika air surut. Kedua struktur ini terletak di South Bank, di titik
persimpangan tempat Sungai Effra bertemu dengan Sungai Thames, sekitar 4 km ke arah
hulu sungai dari London Romawi. Upaya yang dibutuhkan untuk membangun struktur
ini menyiratkan bahwa pada masa itu, London telah dihuni sekurang-kurangnya
oleh beberapa ratus orang.
Zaman pertengahan
Setelah jatuhnya kekuasaan Romawi pada awal abad ke-5,
London menjadi terabaikan. Namun, mulai abad ke-6, sebuah permukiman Anglo-Saxon yang dikenal dengan nama Lundenwic berkembang di sebelah barat kota Romawi
yang lama, di lokasi yang saat ini dikenal dengan Covent Garden dan Strand, dan didiami oleh sekitar 10.000–12.000 jiwa. Pada abad ke-9, London
berulang kali diserang oleh bangsa Viking sehingga kota itu terpaksa dipindahkan kembali ke kota Londinium Romawi.
Setelah penyatuan Inggris pada abad ke-10, London yang telah menjadi kota
terbesar dan pusat perdagangan terpenting di Inggris juga bangkit menjadi pusat
politik, meskipun masih harus bersaing dengan Winchester, yang pada saat itu merupakan ibu kota Inggris.
Pada abad ke-11, Raja Edward sang Pengaku membangun Westminster
Abbey dan Westminster, sebuah kawasan kediaman kerajaan yang terletak tidak jauh ke hulu sungai
dari London. Semenjak itu, Westminster berangsur-angsur mengambil alih peranan
London sebagai pusat bisnis dan pemerintahan nasional.
Westminster Abbey adalah sebuah Situs Warisan Dunia dan salah satu
bangunan tertua dan paling penting di London (lukisan oleh Canaletto, 1749).
Setelah kemenangannya dalam Pertempuran Hastings, Guillaume sang Penakluk, dimahkotakan
sebagai Raja Inggris di Westminster
Abbey yang baru saja selesai dibangun pada Hari Natal 1066. William kemudian membangun Menara London. Pembangunan ini merupakan pembangunan pertama dari sejumlah besar kastil Norman di Inggris yang dibangun dengan menggunakan batu. Menara ini dibangun di
sudut tenggara kota untuk mengintimidasi penduduk asli. Pada 1097, William II memulai pembangunan Westminster Hall, berdekatan
dengan lokasi Westminster Abbey. Bangunan ini selanjutnya menjadi dasar bagi
terbentuknya Istana Westminster yang baru.
Memasuki
abad ke-12, institusi-insitusi pemerintah pusat yang sebelumnya senantiasa
mengiringi keluarga kerajaan yang bepergian ke seluruh negeri menjadi semakin
besar dan canggih dan juga terpusat di satu tempat, yaitu di Westminster,
meskipun perbendaharaan kerajaan yang pindah dari Winchester memilih untuk
menetap di Menara London. Dalam prosesnya, City of Westminster lambat
laun berkembang menjadi ibu kota yang efektif dalam bidang pemerintahan. Namun
kota tetangganya, City of London, tetap menjadi kota terbesar dan pusat perdagangan
di Inggris yang berkembang di bawah pemerintahan tersendiri, yaitu Korporasi City of London.
Topografi
Sejak era Victoria, Sungai Thames telah menjalani proses penambakan yang menyeluruh, sehingga
kebanyakan anak-anak sungainya saat ini
mengalir di bawah tanah London. Sungai Thames adalah sebuah sungai pasang
surut, akibatnya London rentan terhadap banjir. Ancaman banjir ini semakin
meningkat dari waktu ke waktu karena meningginya air pasang yang disebabkan oleh dataran Inggris yang 'miring' secara perlahan (ke
arah atas di utara dan ke arah bawah di selatan) akibat fenomena pasca-glasial.
Pada tahun 1974, pembangunan Pembatas Thames dimulai di sepanjang Sungai Thames di Woolwich untuk mengatasi ancaman banjir. Meskipun proyek ini ditargetkan akan bisa difungsikan hingga tahun 2070,
namun konsep untuk pembesaran dan desain ulang pembatas ini sudah dibahas.
Sejak 1965, London Raya terbagi menjadi 32 borough, selain City of
London. City of London merupakan pusat keuangan utama,
sedangkan Canary Wharf baru-baru ini berkembang menjadi pusat keuangan dan
bisnis baru, mulai dari kawasan Docklands hingga ke timur.
Selain 33 borough resmi ini, London juga terbagi
menjadi kawasan-kawasan tidak resmi seperti Bloomsbury, Mayfair, Wembley dan Whitechapel. Nama-nama ini cuma sebutan informal saja, mencerminkan nama-nama desa
yang diserap akibat dari perluasan kota, ataupun unit-unit pemerintahan yang
sudah tergantikan seperti paroki dan bekas borough. Nama-nama tersebut masih digunakan
secara turun-temurun untuk menyebut kawasan lokal yang mempunyai kekhasan
tersendiri tetapi tanpa batas resmi seperti pada saat ini.
Kawasan West End merupakan pusat hiburan dan perbelanjaan utama yang menarik para wisatawan
ke London. Di kawasan London Barat terletak perumahan-perumahan mahal dengan
harga tanah yang mencapai angka puluhan juta pound. Rata-rata harga properti di
Kensington dan Chelsea adalah £ 894.000, tidak jauh berbeda dengan harga rata-rata di sebagian
besar pusat kota London.
Kawasan East End merupakan kawasan yang paling dekat dengan lokasi Pelabuhan London yang asli. Kawasan ini ramai dengan penduduk imigran, dan juga menjadi salah satu kawasan termiskin di London. Sebagian besar
kegiatan perindustrian terdapat London Timur. Tempat-tempat terlantar di
seluruh kawasan ini dibangun kembali sebagai bagian dari proyek Thames Gateway, termasuk London Riverside dan Lower Lea Valley yang dibangun menjadi Taman Olimpiade dan Paralimpiade Musim Panas 2012.
Arsitektur
The Shard, gedung pencakar langit tertinggi di London dan di Britania Raya.
Bangunan-bangunan di London terlalu beraneka ragam
untuk dikategorikan dan masing-masingnya ditandai oleh gaya arsitektur
tertentu, sebagian besar karena usianya yang bervariasi. Kebanyakan rumah-rumah
besar dan bangunan umum, misalnya Galeri Nasional, dibangun dengan menggunakan batu Portland. Di
beberapa kawasan, khususnya di sebelah barat pusat kota, dicirikan dengan
bangunan bersemen putih atau bercat kapur. Sangat sedikit bangunan di City of
London yang tetap berdiri setelah peristiwa Kebakaran Besar pada tahun 1666, di antaranya adalah beberapa
bangunan peninggalan Romawi, Menara London, dan bangunan-bangunan dari era Tudor yang bertebaran di kota. Bangunan-bangunan tersebut termasuk Istana Hampton Court, yang
merupakan istana Tudor tertua di Inggris yang masih berdiri kokoh dan didirikan
oleh Kardinal Thomas Wolsey pada tahun 1515. Gereja-gereja yang dibangun oleh Christopher
Wren setelah abad ke-17 serta lembaga-lembaga keuangan
dari abad ke-18 dan 19 seperti Royal
Exchange, Bank of
England ataupun Old Bailey yang dibangun pada awal abad ke-20 dan Barbican Estate (1960-an), merupakan sebagian dari warisan arsitektur London.
Stasiun
Battersea Power yang dibangun di sisi sungai di barat daya pada tahun
1939 merupakan salah satu markah tanah lokal. Beberapa stasiun pemberhentian
kereta api di London merupakan salah satu contoh terbaik yang dihasilkan dari
arsitektur Victoria, terutama St. Pancras dan Paddington. Kepadatan bangunan di London bervariasi, dengan kepadatan perkantoran
yang tinggi terdapat di pusat kota, sedangkan kepadatan perumahan yang tinggi
berada di London Dalam dan kepadatan yang rendah terdapat di pinggiran kota.
Monumen
Kebakaran Besar di City of
London tidak hanya berfungsi sebagai peringatan atas
Kebakaran Besar London yang berawal dari sana, namun juga menyediakan
pemandangan kota yang terhampar luas bagi para pengunjung yang naik ke
puncaknya. Gerbang-gerbang Marble dan Wellington yang masing-masing terletak di ujung utara dan selatan Park Lane, mempunyai relevansi dengan keluarga kerajaan, begitu juga dengan Albert Memorial dan Royal Albert Hall di Kensington. Kolom Nelson adalah sebuah monumen nasional di Trafalgar
Square yang menjadi salah satu titik pusat dari pusat kota.
Bangunan-bangunan tua sebagian besar terbuat dari bata, kebanyakan menggunakan
bata London yang berwarna kuning atau merah-oranye, dan terkadang juga dilapisi
dengan semen putih. Di kawasan-kawasan yang lebih padat, sebagian
besar struktur terdiri dari bangunan bertingkat menengah dan tinggi.
Pencakar-pencakar langit di London seperti 30 St Mary
Axe, Tower 42, Broadgate Tower dan One Canada Square biasanya
dijumpai di dua kawasan keuangan, yaitu City of
London dan Canary Wharf. Pembangunan gedung-gedung tinggi dilarang di beberapa tempat dengan
alasan akan menghalangi pemandangan yang terlindung dari Katedral Santo Paulus dan bangunan
bersejarah lainnya. Namun demikian, ada sejumlah gedung pencakar langit sangat
tinggi yang dapat ditemukan di pusat kota London, di antaranya The Shard, yang merupakan salah satu gedung
tertinggi di Eropa.
Bangunan-bangunan modern terkenal lainnya di London
antara lain City Hall di Southwark yang menonjol dengan bentuk ovalnya yang khas,[123] dan Perpustakaan Britania di Somers Town/Kings Cross. Sedangkan tempat yang dulunya merupakan lokasi dari Millennium
Dome yang terletak di tepi Sungai Thames di sebelah timur Canary Wharf saat ini digunakan sebagai tempat pertunjukan bernama O2 Arena.
Panorama London dilihat dari Sungai Thames pada saat senja, dengan Jembatan
Menara, Tower 42 dan 30 St Mary Axe tampak di kejauhan.
Taman-taman terbesar di kawasan pusat kota London
adalah Taman-Taman Kerajaan, yaitu Taman Hyde beserta tetangganya, Kebun Kensington di ujung barat pusat kota London dan Taman Regent di ujung baratnya lagi. Di Taman Regent terdapat Kebun Binatang London, yang
merupakan kebun binatang ilmiah tertua di dunia yang lokasinya berada di dekat
Museum Lilin Madame Tussauds.
Di dekat pusat London juga terdapat Taman-Taman
Kerajaan yang lebih kecil, antara lain Taman Green dan Taman St. James. Taman Hyde terkenal khususnya sebagai tempat menggelar acara
olahraga dan konser terbuka. Di luar pusat kota terdapat sejumlah taman besar,
termasuk bekas-bekas Taman Kerajaan seperti Taman Greenwich di kawasan tenggara, Taman Bushy dan Taman Richmond di barat daya, serta Taman Victoria di timur. Bukit Primrose yang terletak di utara Taman Regent merupakan
tempat favorit untuk menyaksikan latar langit (skyline) kota London.
Ada juga ruang-ruang terbuka tidak resmi dan terbentuk
secara alami, misalnya Hampstead Heath yang memiliki luas 320-hektare (790 acre) di London Utara. Lokasi ini
juga mencakup Kentwood House, yaitu bekas kediaman megah bangsawan yang saat ini populer sebagai
atraksi wisata pada bulan-bulan musim panas tempat konser musik klasik rutin diadakan di pinggir danau yang menarik ribuan pengunjung setiap
akhir pekan untuk menikmati musik, pemandangan dan pesta kembang api.
Seiring dengan industrialisasi yang semakin meningkat,
jumlah penduduk London juga meningkat dengan pesat sepanjang abad ke-19 dan
ke-20, dan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, London merupakan kota
yang paling padat penduduknya di dunia sebelum dikalahkan oleh New York pada tahun 1925. Populasi London mencapai puncaknya dengan total 8.615.245
jiwa pada tahun 1939, sesaat sebelum meletusnya Perang Dunia
II. Diperkirakan terdapat sekitar 7.556.900 jiwa
penduduk resmi di London Raya pada pertengahan 2007.
Bagaimanapun juga, kawasan
perkotaan London juga mencakup kawasan-kawasan yang berada di
luar batas-batas London Raya dan merupakan tempat tinggal bagi 8.278.251 jiwa
penduduk pada tahun 2001,sedangkan
kawasan metropolitan London yang lebih luas ditempati oleh sekitar 12
hingga 14 juta jiwa. Menurut Eurostat, London merupakan kota dan kawasan metropolitan yang paling
banyak penduduknya di kawasan Uni Eropa serta yang kedua terbanyak di benua Eropa (atau yang ketiga jika mengikutsertakan Istanbul). Selama periode 1991–2001, sekitar 726.000 imigran tiba di London.
Kelompok etnis
Chinatown, London saat menyambut Imlek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar